Sabtu, 16 Maret 2019

How I choose my career (1)

Hi, aku Anita Fajrin, alumni Teknik Kimia ITB angkatan 2012. Sebagai salah satu lulusan Chemical Engineering, tentunya aku pun sempat tertarik untuk bekerja di petrochemical, oil & gas, dan pertambangan serta mineral processing. Namun, sepertinya rejekiku bukan di bidang tersebut, sehingga aku sekarang bekerja di industri kosmetik, part of FMCG (Fast Moving Consumer Goods).

Kini aku bekerja di perusahaan kosmetik lokal, yaitu PT Paragon Technology and Innovation yang menaungi beberapa brand kosmetik, seperti Wardah, Make Over, Emina, Putri, dan IX. Kenapa aku bisa memutuskan bekerja di Paragon? well, ini sebenarnya hanya ikut-ikutan tren saja. Sejak alumni Teknik Kimia ITB (TK ITB) angkatan 2010 dan 2011 join ke Paragon, Paragon jadi cukup getol untuk promosi di TK ITB. Selain itu juga Paragon memang sedang hype dan rajin buka booth besar di ITB Career Day serta beberapa kampus lain di Bandung. Karena selalu terpapar promosi recruitment Paragon dan sharing dari alumni TK ITB, teman-teman jurusanku banyak yang tertarik untuk apply ke Paragon. Nah, karena pada dasarnya aku orangnya kompetitif dan suka merasa insecure kalo ada orang ikutan sesuatu tapi aku enggak, so.. aku ikutan juga daftar Paragon.

Pertama kali daftar, aku masih di tingkat 3 awal deh kalo gasalah. Ya karena masih tingkat 3, you know lah, niatnya cuma sekedar coba-coba aja, pengen tahu dulu rangkaian tesnya seperti apa dan itu tadi, insecure aja kalo gak ikutan daftar karena lebih dari 50% temen-temen seangkatan pada daftar. 

Recruitment test untuk posisi Management Trainee Paragon terdiri dari beberapa tahap, yaitu,
Tahap 1: TPA (Tes Potensi Akademik).
Test ini terdiri dari numerik (operasi bilangan, pecahan, dan pola), verbal (sinonim, antonim, padanan kata), dan gambar (kecocokan dan hubungan gambar). Tahap 1 berlangsung selama 1 jam (kalo tidak salah ingat), lalu hasilnya akan langsung diumumkan 1 jam kemudian.
Tahap 2: Tes Pauli atau Tes Koran. 
Nah tes ini menjadi salah satu momok dan ciri khas tes Paragon. Di tahap ini, peserta akan diberikan kertas seukuran koran yang berisi angka-angka yang tersusun secara membujur dan membentuk jalur-jalur (total ada lebih dari 2000 angka). Tugas peserta adalah melakukan operasi penjumlahan untuk tiap angka dari atas ke bawah secara berurutan. Total waktu yang diberikan adalah 1 jam, dengan tiap 3 menit sekali, instruktor akan meminta peserta untuk memberikan tanda berupa garis di tengah-tengah pengerjaan tes. Tes ini termasuk tes yang sangat menguras tenaga dan konsentrasi yang tinggi. Kita dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat. Selain itu, tes ini juga dapat menunjukkan kepribadian dan motivasi kita dalam menghadapi tekanan.
Tahap 3: Psikotest Lengkap.
Berdasarkan trade recordnya, ini tahapan yang cukup sulit untuk dilalui peserta, banyak yang gagal di tahap ini meski sudah mencoba berkali-kali (yang aku tahu ada yang sempat coba ikutan tes 7 - 10 kali hingga akhirnya bisa lolos). Tes ini terdiri dari interview tertulis yang menuliskan tentang data diri kita, lalu beberapa pertanyaan seputar kegagalan dan kesuksesan yang diraih, dll. Selain itu ada pula Wartegg Test, Gambar Orang, Gambar Pohon, DISC Test, dan EPPS Test (kalo tidak salah ingat ya, ada sekitar 224-225 pertanyaan seputar preferensi). Tes ini durasinya setengah hari dan hasilnya akan diumumkan 3-7 hari kerja (tergantung timeline recruitment Paragon juga). 
Tahap 4: Interview Psikolog.
Tahap ini menjadi tahap "validasi" hasil psikotest karena jaman sekarang sudah banyak tips & trick untuk mengerjakan psikotest sehingga bisa saja hasilnya "fake" karena tidak sesuai dengan karkater dan potensi anda yang sebenarnya. Paragon mencari orang yang sesuai dengan nilai dan visi perusahaan, bukan orang yang mengerjakan semua psikotest dengan perfect karena pada dasarnya tidak ada benar dan salah dalam tes psikologi. Tes psikologi merupakan salah satu instrumen untuk mengetahui karakter dan potensi kita.
Tahap 5: Interview Direksi.
Ini merupakan tahap akhir dari serangkaian recruitment test Paragon. Di sini, peserta akan bertemu dengan 7 orang direksi dari Kelurga Subakat yang terdiri dari Bapak Subakat Hadi (Presiden Komisaris), Ibu Nurhayati (CEO), Pak Harman (COO), Bu Ratih Savitri Ali (CFO), Pak Salman (CMO), Bu Dini (P&ID Director) dan dr. Sari Chairunnisa (R&D Director). 

Kalo kita lihat dari polanya, Paragon menerapkan sistem penyaringan berdasarkan potensi dan intelegensi terlebih dahulu (tes tahap 1 dan 2), lalu dari orang-orang yang sudah tersaring potensi dan intelegensi, disaring lagi berdasarkan karakter dan visi yang sesuai dengan culture Paragon.

Ok, lalu pertanyaannya adalah culture Paragon itu sebenarnya seperti apa? Paragon sendiri mempunyai culture yang unik jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Kami mempunyai 5 values,  yaitu (1) Ketuhanan, (2) Keteladanan, (3) Kekeluargaan, (4) Tanggung Jawab, (5) Fokus pada Pelanggan, (6) Inovasi. Adapun terbentuknya values ini tak lepas dari bagaimana cara para direksi, Keluarga Subakat, menjalankan bisnis dan interaksi dengan semua karyawan, supplier, dan customer sehari-hari sehingga values ini sendiri tanpa disadari sudah melekat dan menjadi warna sekaligus identitas Paragon.

Back to topic, pada tes kali ini, aku cuma lolos sampai tahap 3 alias hanya sampai di psikotes lengkap. Setelah itu, aku tidak begitu tertarik lagi untuk re-apply ke Paragon karena ingin mengejar passionku pada saat itu. Namun, sekitar 1,5 tahun kemudian, saat aku sedang persiapan ujian kompre, teman-temanku mengajakku untuk daftar Paragon lagi. Sebenarnya aku sudah tidak tertarik karena pernah gagal dan juga tidak suka kosmetik, masih ingin mengejar passionku (saat itu aku sedang mengincar Freeport dan ANTAM), namun kedua perusahaan tersebut belum juga kunjung membuka lowongan dan terhalang restu orang tua, ya biasalah ya, anak perempuan suka diomelin kalo mau apply ke tempat kerja yg "ekstrem" dan penempatan di luar pulau jawa, bahkan sampai diceramahin "ngapain kerja jauh-jauh kayak gitu. kamu perempuan, mau cari apa? uang ga dibawa mati." Ok, kayaknya memang gaboleh dan ortu udah doa yang lain buatku jadinya ga kebuka aja jalan buat daftar kesono wkwkw

Nah, di percobaanku yang kedua ini, aku lolos sampai tahap interview direksi, tahap akhir. Sebagai seorang alumni teknik kimia, pastinya aku memilih posisi sebagai MT Process Engineer (PE). Akan tetapi... begitu aku masuk ke ruang interview, aku langsung ditodong oleh Pak Harman 
Pak Harman: "Kamu pilih PE atau R&D?"
Me: "PE, Pak" (of course lah yaa karena sebagai fresh graduate pasti masih idealis dan pengen sesuai jalur yaa)
Pak Harman: "Pilih PE atau R&D?" (Bapake kekeuh nanya lagi wkkw)
Me: "PE, Pak" (kekeuh juga tetep mau PE)
dan akhirnya distop oleh direksi lain, disuruh lanjut buat ditanya-tanyain lagi aja dulu. Kemudian interview pun berlanjut, mulai dari aku diminta menceritakan diri aku lalu ditanya hal-hal lain seperti suka belajar atau enggak? kalo belajar referensinya dari textbook atau slide dosen, tapi aku malah jawab dari catatan pribadi karena itu sudah hasil rangkuman dan tambahan notes2 dari dosesn saat menjelaskan di kelas. 

Skip skip, selama interview itu aku merasa bahwa aku didorong untuk masuk ke R&D, mungkin berdasarkan evaluasi hasil tes kemarin aku cocok di bidang research, makanya para direksi keliatan banget mencoba menjebloskan aku ke R&D, tapi aku tetep kekeuh mengelak. Mulai dari bilang aku kan bukan anak Farmasi atau Kimia (karena dulu masih sesempit itu mindset aku tentang jurusan yang diambil dengan pekerjaan yang diperoleh) sampai bilang ingin menerapkan keilmuan Teknik Kimia di Industri Kosmetik, speak speak gitu lah pokoknya. Aku juga diminta menjelaskan salah satu dari yang aku tulis di CV, yaitu tentang lomba Chemical Product Design Competition yang aku ikuti di Universitas Indonesia yang kebetulan temanya adalah FMCG. Dari situ aku jelasin panjang lebar tentang lomba, produk yang dibuat, konseptingnya, dan proses pembuatannya. Mungkin dari penjelasan itu para direksi semakin tertarik untuk menggiringku ke R&D (wkwkwk PD banget yaa) Hingga pada akhirnya sebuah pertanyaan skak-mat dari Ibu Nurhayati pun datang,
Ibu Nur:  "Mbak Anita lebih suka ngutak-atik mesin atau bahan kimia?"
Me: "Bahan kimia, Bu" 
Ibu: "Nah kalo gitu sudah tahu kan lebih cocok kemana?"
Me: Jedeeeerrrr iya juga yaa wkwwkkw speechless gue udah ga bisa ngelak lagi
dan sesi interview pun ditutup

Selang beberapa hari setelah itu, aku mendapat email penawaran dari Paragon, ya sudah ketebak lah ya aku ditawari posisi sebagai MT Research & Development. Setelah diskusi dengan orang tua dan mempertimbangkan banyak alumni TK ITB di sana, prospek perusahan, dan juga take home pay yang ditawarkan (realistis yaak orangnya wkwk), akhirnya aku terima tawaran dari Paragon dan aku resmi menjadi MT R&D per 10 Oktober 2016.

Panjang juga ya ceritaku... dan ini belum beres loh wkwkw aku sambung lagi di postinganku selanjutnya yaa :)